"Selamat Datang di Website Resmi Puskesmas Danasari"..."Ayo Stop Buang Air Besar Sembarangan"..."Periksakan Kehamilan Ibu secara Rutin minimal 4 kali selama kehamilan"

Jumat, 15 November 2013

Diabetes dan Pencegahannya


Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai hari Diabetes sedunia. Hal ini menjadi momentum untuk menerapkan gaya hidup sehat agar dapat terhindar dari Penyakit Diabetes. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah penyakit menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Seseorang yang menderita Diabetes Mellitus mempunyai beberapa gejala, antara lain : jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya , kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya, mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Penyakit DM mempunyai beberapa tipe, yaitu DM tergantung insulin (DM tipe-1) dan DM tidak tergantung insulin (DM tipe-2). DM tipe-1 banyak dipengaruhi faktor keturunan, meskipun kontribusi faktor keturunan terhadap risiko diabetes hanya sebesar 5%. DM tidak tergantung insulin (DM tipe-2). Sebagian besar kasus adalah DM tipe-2 yang banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas/ kegemukan.

Penyakit Diabetes Mellitus tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan asalkan dikelola dengan tepat. Cara mengendalikan Diabetes Mellitus yaitu dengan pencegahan dan pengobatan. Pencegahan Diabetes Mellitus dapat melalui beberapa cara, yaitu : makan makanan seimbang dan disesuaikan dengan umur (diet), olah raga secara rutin, minimal 30 menit dalam 3-5 kali seminggu, tidak merokok, serta tidak minum minuman beralkohol. Diet penderita Diabetes Mellitus dapat melalui 3 J (Jadwal, Jenis dan Jumlah makanan). Makan 3 kali sehari, terdiri dari: 1piring nasi/penggantinya, 1potong lauk nabati/penggantinya, 1 potong lauk hewani/penggantinya, 1 mangkuk sayuran/penggantinya ditambah buah-buahan, makanan selingan. Selain itu penderita Diabetes Mellitus harus mengurangi makanan berlemak, menghindari makanan bergula serta berolahraga secara teratur. Sedangkan untuk pengobatan Diabetes Mellitus dapat dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk diberikan obat yang tepat.

Bahan makanan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu : sumber protein Hewani: daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur, sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan (kacang ijo, kacang merah, kacang kedele), sayuran: kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kol, kembang kol, sawi, lobak, seledri, selada, terongan, buah-buahan atau sari buah: jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.

Bahan makanan yang harus dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu sumber protein hewani yang tinggi lemak jenuhnya: cornet, sosis, sarden, jeroan, otak, semua sumber hidrat arang: nasi, nasi tim, bubur, roti, jagung, talas, ubi, kentang, sereal, mie, ketan, makaroni , sayuran: bayam, buncis, labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang, pare, buah-buahan: nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, susu penuh (fullcream), keju, mayonnaise, makanan yang digoreng dan menggunakan santal kental, minuman yang menggunakan alkohol, kopi, teh kental dan soft drink.

Bahan makanan yang harus dihindari antara lain gula pasir, gula merah, gula batu, madu, makanan dan minuman yang manis: abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, soft drink, es krim, bumbu-bumbu yang manis: kecap, saus tiram, buah-buahan yang manis dan diawetkan: durian, nangka, alpukat, kurma, manisan buah, tape.

Penyakit DM, bisa menyebabkan komplikasi, jika tidak ditangani dengan tepat. Seperti; kebutaan, penyakit ginjal, syaraf, jantung, hipertensi, stroke, luka yang sulit sembuh/membusuk sehingga diamputasi, impotensi dan cacat. Cegah Diabetes Mellitus dengan gaya hidup sehat.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Sabtu, 07 September 2013

Kompetensi Pengembangan Desa Siaga

Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa / kelurahan yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan tertentu secara mandiri. Inti kegiatan pengembangan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat, mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa siaga mencakup konsep pelayanan kesehatan dasar,mengembangkan surveilance dan menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam melaksanakan program pengembangan desa siaga, desa dapat melaksanakan 8 kompetensi Desa Siaga yang meliputi 1) melakukan pengamatan penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat dalam rangka survei mawas diri, 2) melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga, 3) memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, 4) melakukan administrasi desa siaga, 5) menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa, 6) menerapkan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada, 7) menggali pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, dan 8) mengelola upaya kesehatan berbasis masyarakat.

Pengamatan penyakit, Gizi, Kesehatan Lingkungan dan perilaku masyarakat dalam rangka survei mawas diri dilakukan secara terus menerus di setiap RW terhadap gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular termasuk gizi buruk, faktor resiko perilaku buruk masyarakat yang dapat menimbulkan Penyakit, faktor Lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan, kejadian dan kondisi lain masyarakat. Bentuk pengamatan dilakukan oleh masyarakat, kader kesehatan, anggota forum kesehatan desa dan di laporkan secara tertulis. Kemudian data tersebut dipakai sebagai bahan untuk SMD (Survei Mawas Diri) di tingkat desa. Survei mawas diri bertujuan agar Forum Kesehatan Desa mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi didesanya, serta bangkit niat atau tekad untuk mencari solusinya.

Kegiatan setelah SMD yaitu melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga. Pada kegiatan ini anggota FKD beserta kader kesehatan mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun masyarakat sehat dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pada saat SMD dilaksanakan, utamanya daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut di musyawarahkan untuk penentuan prioritas, analisa masalah, penyelesaian masalah, serta rencana tindak lanjut dan kegiatan yang akan dilaksanakan bulan depan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan desa siaga. Kemudian desa membuat rencana tindak lanjut dalam bentuk matrik dirinci mulai dari nama kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, tempat, pelaksana, penanggung jawab dan dana.

Selanjutnya kegiatan yang dilaksanakan yaitu memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), maka dilakukan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa tersebut, salah satunya adalah kegiatan pelayanan kesehatan promotif atau penyuluhan. Penyuluhan ini dilaksanakan oleh anggota FKD, kader posyandu dan bidan desa. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan agar pengetahuan masyarakat meningkat sehingga bisa merubah perilaku. Pelayanan kesehatan preventif yang dilakukan oleh anggota FKD adalah dengan menggerakan masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit, misal Pemantauan Jentik dan PSN oleh kader posyandu untuk mencegah dan memberantas penyakit Demam Berdarah. Semua Balita diharuskan sudah mendapatkan lima Imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis, hepatitis, polio, campak, diptheri, pertusis, dan tetanus.

Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan administrasi desa siaga. Semua tahapan kegiatan desa siaga mulai dari pengamatan penyakit, survei mawas diri, Musyawarah Masyarakat Desa, rencana tindak lanjut dan pelaksanaan kegiatan harus dilaporkan dan ditulis dalam bentuk buku. Buku laporan yang harus dibuat minimal buku kunjungan rumah, buku survei mawas diri, daftar hadir, notulen rapat, rencana lindak lanjut, dan hasil pelaksanaan kegiatan.

Setelah itu dilakukan penggalangan jejaring kemitraan potensi yang ada di desa. Dalam setiap pertemuan musyawarah masyarakat desa, anggota FKD selalu mengundang organisasi yang ada di desa, Baperdes, Tim penggerak PKK, Karang taruna, Pengurus RT/RW, dan diharapkan dengan adanya kemitraan ini semua program desa siaga dapat terlaksana bersama–sama dengan potensi yang ada di desa tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.

Penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada juga penting untuk dilakukan. Contoh teknologi tepat guna yang dapat dilakukan oleh petugas di puskesmas adalah pemberian dan pemasangan genting kaca pada rumah penduduk yang anggota keluarganya ada yang menderita Tuberculosis, diharapkan dengan adanya pemasangan genting kaca cahaya matahari yang masuk rumah mencegah penularan penyakit TB pada anggota keluarga yan lain.

Penggalian pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari masyarakat untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bentuk penggalian dana yang dapat dilakukan berupa jimpitan, uang sukarela pada saat pertemuan arisan, anggaran dana desa, swadaya RT, hasil pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa 10 % untuk kas desa. Pengalokasian dana adalah untuk operasional kegiatan desa siaga, yang antara lain untuk biaya pertemuan rutin bulanan FKD, uang transport kader dalam pemantauan jentik dan PSN, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, pemberian makanan tambahan khususnya balita gizi buruk dan umumnya balita pengunjung posyandu.

Pengelolaan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Ketua FKD bertanggung jawab penuh dalam kegiatan UKBM yang ada di desa. Ketua FKD beserta pengurus harus melakukan pembinaan terus menerus jangan sampai posyandu Balita, Lansia, Posbindu (Pos Bina Terpadu) yang sudah berjalan dengan baik berhenti kegiatannya oleh karena sesuatu sebab. Ketua FKD beserta pengurus setiap bulan melakukan kunjungan supervisi di setiap posyandu balita, lansia dan posbindu untuk memotivasi para kader sekaligus pembinaan. Bila ada posyandu yang kekurangan/tidak ada kader, anggota FKD berkewajiban merekrut dan mendapatkan kader yang baru, selain itu juga perlu mengembangkan upaya–upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out, kader–kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya diberi kesempatan seluas–luasnya untuk mengembangkan motivasinya sedangkan kader yang ekonominya masih kurang dibantu untuk memperoleh tambahan penghasilan, misal dengan pemberian insentif atau modal usaha.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Jumat, 02 Agustus 2013

ASI Eksklusif, Yes!

ASI (Air Susu Ibu) merupakan hak setiap bayi yang lahir ke dunia. Hak ini seharusnya diberikan oleh setiap ibu kepada bayinya sampai dengan si anak usia 2 tahun. Namun dari bayi lahir sampai dengan usia 6 bulan, bayi cukup diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping lain, atau yang disebut dengan ASI Eksklusif. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.


Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dan tetap dilanjutkan sampai dengan 2 tahun tentunya mempunyai beberapa keuntungan untuk anak, antara lain : 1) mengandung berbagai enzim untuk membantu proses pencernaan, 2) kandungan gizi yang lengkap dan optimal sesuai kebutuhan perkembangan bayi, 3) memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, 4) menurunkan risiko alergi pada bayi dengan riwayat keluarga menderita alergi, 5) ASI dapat diminum setiap saat (tidak perlu menunggu), 6) ASI meningkatkan perkembangan otak yang optimal, 7) menyusu langsung dari puting ibu akan membuat perkembangan rahang dan gigi yang baik, serta 8) Kedekatan dengan ibu akan lebih berkembang.

Selain itu, untuk si ibu, pemberian ASI mempunyai beberapa manfaat : 1) mengurangi kemungkinan perdarahan pasca persalinan, 2) menghemat waktu karena ibu tidak perlu repot membersihkan dan melakukan sterilisasi botol susu dan juga mempersiapkan susu, 3) lebih mudah di saat berpergian karena tidak perlu membawa perlengkapan susu formula, botol, termos air dan berbagai perlengkapan lain yang merepotkan, 4) Sangat mengurangi biaya bulanan untuk membeli susu formula, 5) Kedekatan anak pada ibu menjadi lebih mendalam, dan 6) dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker payudara dan indung telur.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif, antara lain : 1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 2) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran , 3) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun, 3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam, 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng, 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak, serta 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Bagi ibu yang di rumah, memberikan ASI bukanlah sesuatu yang berat karena setiap saat Ibu bias memberikan ASInya kapan saja bayi mau. Namun tentunya bagi ibu yang bekerja bukanlah menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI, karena Ibu bias menyimpan ASI di botol yang dimasukkan ke dalam kulkas, atau yang disebut dengan ASI Perah (ASIP). Ibu bisa melakukannya dengan memerah ASI di rumah dan di kantor tiap 2 jam sekali kemudian disimpan di botol. ASI perah yang disimpan di kulkas mempunyai ketahanan yang bagus, asal penyimpanannya benar. Berikut daya tahan ASI yang disimpan di dalam kulkas : 1) ASIP yang disimpan di suhu ruangan dapat bertahan 4-6 jam, 2)ASIP  yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam, 3) ASIP yang disimpan di lemari es bawah (chiller) tahan 4 hari, 4) ASIP yang dibekukan dan disimpan di freezer kulkas 1 pintu tahan 2 minggu, di freezer kulkas 2 pintu tahan 3 bulan.

Tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia. Hal ini tentunya mengingatkan kita, bahwa ASI itu penting dan harus diberikan kepada anak. Selagi bisa,  berikanlah hanya ASI saja kepada bayi baru lahir saampai dengan 6 bulan, kemudian dilanjutkan ASI dan MPASI sampai dengan 2 tahun.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Kamis, 21 Maret 2013

TIPE-TIPE PNS

Pegawai negeri sipil yang telah berkecimpung di dunia kepemerintahan cukup lama yah..hampir 16 tahun.. walaupun perjalanan karier saya tidak semulus karier teman-teman seperjuangan he..he. Selama berkecimpung di dunia kepemerintahan terutama dilingkungan kerja saya hanya sedikit pns yang berdedikasi tinggi, ada orang yang hampir tidak pernah istirahat, bahkan waktu untuk olahragapun tiap hari Jum'at beliau tidak ikut hingga beliau sakit jantung baru mau berolah raga, salut untuk beliau dan terima kasih atas bimbingannya selama ini. Kini beliau sudah pensiun!!,ada juga PNS yang kerjanya biasa saja, ada yang sok sibuk dll berikut ini adalah tipe-tipe PNS yang berhasil saya amati :

1. Tipe PNS yang idealis dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya, tipe ini selalu bekerja dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah, punya banyak ide/mimpi untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih baik. Begitulah mantan atasan saya, jika diibaratkan, tanpa beliau seperti tim sepakbola perancis tanpa zinedine zidane.. beliau adalah seorang yang punya banyak ide, yang ngasih masukan, yang memberi semangat anak-anak muda seperti saya, yang memberikan mimpi-mimpinya ke depan, dll. Jika dilihat cara jalannya, tipe ini selalu berjalan cepat, bahkan karena pikirannya selalu melayang memikirkan kerjaan, tak jarang sampe lupa sama diri sendiri.. sering ketinggalan kacamata, lupa tidak mengunci mobilnya, kadang sehabis wudhu celananya masih dilinting ke atas, dan ini berlangsung sampe pulang kerja, rambut acak2an...salut deh sama bapak ini, coba di tiap bidang ada orang bertipe ini 5 orang aja, kayanya kinerja Dinkes bisa diajak berlari cepat.. 2. tipe penyabar. orangnya menerima apa adanya, sabar, tidak iri liat orang lain sudah punya segala, sederhana, hanya memikirkan/melakukan perkerjaannya saja, tidak pusing mikirin pekerjaan orang lain, disiplin, tidak cepat bosan, kalau makan siang menemukan menu yang enak pasti seminggu menunya itu terus.. kalo mau belajar sabar dan menerima keadaan, belajarlah pada bapak ini. 3. tipe rada-rada aneh,tipe ini kalau kerja biasa aja, tapi "sok sibuk", yang menjadi masalah adalah ketika ada sebersit keinginan untuk mendapatakn keuntungan pribadi dari kantor, caranya bisa macam-macam, misalnya ingin ikut dinas luar padahal tidak penting, kalo kantor membeli barang baru misalnya laptop maka orang ini yang pertama kali ingin memiliki, dan barang yang lama? masalah nanti ada pemeriksaan bisa dibicarakan kemudian. 4. tipe kroco. ini adalah . tipe ini hanya 'bisa' kerja kalo ada perintah dari atasan, kalo ga ada perintah ya ga kerja.. soalnya di kantor saya itu tiap staf ga punya jobdesk yang mesti dikerjakan... kalo bos ga ada kadang suka DL (dines liar alias jalan2 hehe..).. dan sayangnya saya sendiri termasuk dalam tipe ini hiks.. hiks... yah.. begitulah kinerja PNS yang saya rasakan..tapi sangat besar kemungkinan di tempat lain lebih bagus lho ya.. ini mah yang saya rasakan aja, dengan kondisi sekarang ini.. kalo ngeliat kondisi ini, suka bergumam "hmm.. pantesan pemerintah selalu jadi kambing hitam"..

Read more.....

Senin, 04 Februari 2013

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah

Amanat UU Kesehatan No. 23/1992 pasal 3 bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut diharapkan sektor kesehatan mengalami pergeseran paradigma. Perubahan paradigma itu yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat untuk mengubah pola pikir dan sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat. Hal ini dikenal dengan istilah ”Paradigma Sehat”.


Dalam paradigma sehat, sektor kesehatan harus mau merubah pandangan dari yang tadinya kuratif rehabilitatif menjadi preventif dan promotif. Paradigma sehat mengajak masyarakat untuk mengedepankan preventif promotif dengan melakukan PHBS. PHBS adalah sekumpulan perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

PHBS mempuyai beberapa tujuan yang dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum PHBS yaitu meningkatnya rumah tangga sehat di Kabupaten/Kota. Sedangkan tujuan khususnya yaitu antara lain meningkatnya pengetahuan, kemauan & kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS, serta anggota rumah tangga berperan  aktif dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.

Indikator-indikator kegiatan PHBS terbagi dalam beberapa kategori, antara lain indikator KIA dan gizi, indikator kesehatan lingkungan, indikator gaya hidup, dan indikator upaya kesehatan masyarakat. Indikator KIA dan Gizi meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter), memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan, memberikan ASI Eksklusif, menimbang balita, dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Indikator kesehatan lingkungan meliputi menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, dan menggunakan lantai rumah kedap air. Indikator gaya hidup meliputi melakukan aktivitas fisik/berolahraga, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, menggosok gigi, dan tidak menyalahgunakan miras / narkoba. Indikator upaya kesehatan masyarakat meliputi kepesertaan dalam JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan), melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Selain itu PBHS jika dilakukan secara rutin akan mendatangkan beberapa manfaat. Manfaat PHBS yaitu setiap anggota rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota rumah tangga, dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga, sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan bidang kesehatan, meningkatkan citra pemerintah Kabupaten/Kota dalam bidang kesehatan, serta dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.  Oleh karena pentingnyaPHBS dalam kehidupan sehari-hari, mari kita budayakan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pusk. Danasari

Read more.....

Kamis, 10 Januari 2013

Peningkatan Akses Sanitasi Masyarakat Melalui CLTS

CLTS (Community Lead Total Sanitation) atau dalam bahasa Indonesia disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan akses sanitasi ke masyarakat terutama masayarakat menengah ke bawah dengan tanpa subsidi. Dengan pendekatan ini diharapkan masyarakat memiliki kepedulian yang nyata terhadap lingkungannya. Belajar dari pengalaman masa lalu bahwa pendekatan sanitasi dengan memberikan subsidi langsung tidaklah berdampak besar. Betapa tidak? Masyarakat kita memang sangat antusias jika diberikan bantuan misal saja dibangunkan WC Komunal (WC Umum) tetapi karena masyarakat tidak merasa ikut andil dalam pembiayaanya menyebabkan mereka merasa tidak memiliki, dan bangunan yang sudah dibangun tidak akan bertahan lama karena tidak dirawat.



Melihat kenyataan seperti itu, akhirnya Pemerintah menggalakkan program CLTS ini, dengan kegiatan pendampingnya yaitu PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Jadi di sini yang disediakan hanyalah Air Bersih, dan itupun tetap ada dana swadaya dari masyarakat. Dengan mendekatkan air bersih ke masyarakat diharapkan juga mendekatkan akses sanitasi dari masyarakat dan terbentuklah desa ODF (Open Defecation Free) atau tidak adanya masyarakat yang buang air besar sembarangan (BABS). Inilah yang menjadi tujuan akhir dari kegiatan CLTS.
Proses CLTS ini dilakukan dengan memicu rasa jijik, dan rasa malu masyarakat jika buang air besar di sembarang tempat dengan pemetaan tempat BAB sehingga mereka mengetahui kondisi desanya. Kegiatan selanjutnya dengan mengajak masyarakat Transect Walk atau berjalan berkeliling desa ke tempat yang biasa untuk buang air besar sembarangan seperti sungai atau kebun. Di tempat ini masyarakat lebih dipicu rasa jijiknya dan ditanyakan bagaimana perasaannya melihat tinja berserakan dimana-mana. Setelah itu masyarakat diminta komitmennya untuk berubah dan menandatangani RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut).

Oleh : Niswatun Nafi'ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....