"Selamat Datang di Website Resmi Puskesmas Danasari"..."Ayo Stop Buang Air Besar Sembarangan"..."Periksakan Kehamilan Ibu secara Rutin minimal 4 kali selama kehamilan"

Rabu, 24 Desember 2014

Kegiatan Inspeksi Sanitasi Perumling (Perumahan dan Lingkungan)

Kegiatan IS. Perumling di desa Kajenengan






Read more.....

Sabtu, 22 November 2014

Senin, 17 November 2014

Sehat Bangsaku, Sehat Negeriku


Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati setiap tanggal 12 November. Peringatan HKN tahun 2014 merupakan peringatan HKN yang ke-50. Sebuah usia yang cukup mapan untuk kembali merivew perjalanan pembangunan kesehatan Indonesia selama setengah abad. Momentum ini sebagai pengingat publik bahwa kesehatan harus bergerak dari wilayah kuratif ke arah Promotif Preventif. Dan hal ini merupakan tanggung jawab semua komponen bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang sehat lahir bathin.


Dalam sambutannya, Bu Menkes menghimbau agar peringatan HKN Ke-50 atau ulang tahun emas HKN dijadikan inspirasi untuk mempercepat terwujudnya bangsa Indonesia yang sehat jasmani, rohani, dan sosial, serta bermutu, produktif, dan berdaya-saing. Percepatan ini dilaksanakan dengan mengutamakan upaya promotif preventif dalam pembangunan kesehatan agar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) benar-benar diterapkan setiap waktu dan sepanjang hayat oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, tema yang diangkat untuk peringatan HKN Ke-50 adalah Sehat Bangsaku Sehat Negeriku.

Pembangunan kesehatan selama 50 tahun telah mencapai beberapa hal, yaitu dintaranya : terwujudnya kebijakan public yang berwawasan kesehatan, masyarakat semakin mudah ke pelayanan kesehatan yang berkualitas, ketersediaan obat, penanggulangan penyakit, meningkatnya upaya promotif preventif, meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, posbindu, dan poskesdes, terciptanya lingkungan yang sehat, meningkatnya kampanye PHBS di semua tatanan, dan yang terbaru masyarakat mendapat jaminan kesehatan nasional.

Sama halnya dengan peringatan HKN di Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal juga mengadakan berbagai macam kegiatan untuk memperingati HKN ke-50. Peringatan HKN tahun 2014 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya dengan diadakannya Bhakti Sosial di Desa Semedo kecamatan Kedungbanteng, berbagai macam lomba seperti lomba Kreasi tari CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dan lomba sarana CTPS, kemudian ditutup dengan apel hari HKN.

Dengan semangat HKN ke-50 semoga diikuti dengan semangat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju masyarakat Indonesia yang sehat paripurna. Mari wujudkan sehat bangsaku, sehat negeriku.

Oleh : Niswatun Nafi'ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Sabtu, 11 Oktober 2014

Kampanye CTPS di Desa Pucang Luwuk

 praktek CTPS di dk. Sangkanrasa desa Pucang Luwuk

Read more.....

Kamis, 25 September 2014

Faktor Risiko dan Deteksi Dini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Pada wanita, penyakit degeneratif ini tercatat membunuh satu dari empat wanita. Artinya, penyakit jantung tiga kali lebih mematikan daripada kanker payudara. Walaupun termasuk ke dalam penyakit degeneratif, penyakit ini juga berisiko timbul pada usia yang relatif muda. Oleh karena itu, jangan pernah anggap sepele penyakit ini. Kenali beberapa penyebab utama dari permasalahan jantung untuk mengetahui bagaimana cara mencegahnya.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler) adalah  penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan pembuluh-pembuluh darah. Dalam manajemen maupun pembahasan istilah kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah) sulit dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Prioritas nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah : Hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.

Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (FR-PJPD)
Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi meliputi riwayat penyakit keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dikontrol, seperti : hipertensi, merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (metabolism lemak yang abnormal), obesitas umum dan obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan stress.

Deteksi dini penyakit jantung dan pembuluh darah
Deteksi dini bertujuan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sedini mungkin, terselenggaranya penanganan dan kontrol faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sesegera mungkin, menurunnya prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jenis Kegiatan deteksi dini  FR-PJPD
Deteksi dini FR-PJPD meliputi deteksi dini aktif dan deteksi dini pasif. Deteksi dini aktif dilaksanakan di kelompok masyarakat khusus seperti pegawai negeri, karyawan swasta, pekerja pabrik, peserta pertemuan, seminar, workshop dll. Dilaksanakan diluar fasilitas kesehatan, puskesmas, klinik swasta dll. Sedangkan deteksi dini pasif, seperti menunggu kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan, puskesmas atau klinik swasta (bila memungkinkan dapat juga dilakukan di poliklinik/pos kesehatan UPT, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota).

Kegiatan deteksi dini
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini PJPD yaitu dengan pemeriksaan (wawancara dan pengukuran), lakukan wawancara dan pengukuran Bebat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Perut (LB) dan Tekanan darah (TD) pada pengunjung usia ≥18 tahun, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan lipid darah dan gula darah pada 100 pengunjung dengan skor faktor risiko tinggi dari seluruh pengunjung yang diwawancarai diukur dalam setahun.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Sabtu, 31 Mei 2014

Hidup Sehat Tanpa Asap Rokok

Tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Peringatan HTTS ini semoga menjadi momentum para perokok untuk berhenti merokok. Menurut The ASEAN Tobacco Control ATLAS, Indonesia merupakan Negara dengan konsumsi rokok tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Bahkan di dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa satu dari tiga pria dewasa mengkonsumsi rokok. Rokok tidak hanya menghantui calon konsumen dewasa saja tetapi juga remaja berusia 13-15 tahun yang notabene merupakan pelajar penerus masa depan bangsa. Bisa dibayangkan jika calon penerus bangsa sudah diracuni dengan bahaya nikotin yang terkandung dalam rokok, mungkin masa depan bangsa ini berada di tangan generasi-generasi yang tidak sehat.


Penggunaan tembakau telah menjadi masalah kesehatan global karena dampak yang ditimbulkan bukan hanya pada kesehatan penduduk, tetapi juga berpengaruh pada lingkungan, ekonomi rumah tangga dan negara. Temuan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah perokok usia di atas 15 tahun sebanyak 36,3 persen. Sebagian besar dari mereka ialah perokok laki-laki dengan prevalensi 64,9 persen dan jumlah ini merupakan yang terbesar di dunia. Sementara itu, prevalensi pada perempuan mengalami peningkatan dari 5,2 persen pada tahun 2007 menjadi 6,9 persen pada tahun 2013. Itu berarti menunjukkan bahwa sekitar 6,3 juta wanita Indonesia usia 15 tahun ke atas juga merokok.

Demikian juga melihat hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga wilayah Puskesmas Danasari untuk indikator tidak merokok masih menempati urutan teratas setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih sulit untuk lepas dari rokok. Padahal sudah jelas, dan sudah sering dilakukan penyuluhan akan bahaya asap rokok dan kematian akibat rokok, serta dibukanya Klinik Berhenti Merokok (KBM).

Kematian akibat rokok tidak terlepas dari bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok. Ada kurang lebih 4000 bahan kimia beracun dan 69 diantaranya merupakan penyebab kanker. Yang paling berbahaya di antaranya nikotin yang bersifat adiktif (ketergantungan), tar yang menyebabkan kanker, CO yang dapat mengikat sel darah merah, sehingga darah kekurangan oksigen. Seorang perokok dapat mengalami berbagai kerusakan hampir semua pada semua organ tubuhnya, 90% mengalami kanker mulut/tenggorokan, 75% mengalami penyakit paru-paru (bronchitis, asma), 40% mengalami penyakit stroke, 30% kematian akibat penyakit jantung. Penyakit-penyakit tersebut sebagian bersifat kronis, sehingga tidak dirasakan langsung oleh perokok. Tidak mengherankan jika perokok merasa tetap sehat walaupun setiap harinya mereka terpapar residua sap rokok. Tidak hanya itu, asap rokok juga berbahaya bagi mereka yang berada di sekitar perokok, atau yang disebut perokok pasif. Perokok pasif mempunyai risiko terkena kanker paru 20-30%, ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir mati, bayi lahir premature, atau pada anak-anak mengalami infeksi saluran pernapasan, asma dan bayi mati mendadak akibat asap rokok.

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, rokok tidak hanya berpengaruh pada kesehatan tetapi juga berpengaruh pada ekonomi atau pengeluaran rumah tangga. Hal ini terbukti dari Susenas tahun 2005, bahwa tembakau atau rokok menempati urutan kedua setelah padi-padian dalam pengeluaran bulanan rumah tangga perokok. Pada kasus kurang gizi pada balita juga didapat data bahwa rokok menempati urutan pertama (22%) dibandingkan beras (19%) dalam pengeluaran mingguan KK rumah tangga yang merokok. Hal ini sangat merugikan rumah tangga tersebut, bayangkan jika uang yang digunakan untuk membeli rokok dialihkan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti untuk membeli susu, telur, daging, buah, sayur, tentunya rumah tangga tersebut akan lebih produktif dan sehat, sehingga kasus gizi buruk pun mulai bisa ditekan.

Siapapun dapat berhenti merokok asalkan ada niat atau kemauan, berikut beberapa tips berhenti merokok : kurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari, jauhi tempat dimana banyak perokok, rutin berolahraga, kurangi begadang atau tidur larut malam, minum jus / sari jeruk, tetapkan tanggal kapan berhenti merokok, kuatkan niat untuk berhenti merokok. 

Oleh : Niswatun Nafi'ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari

Read more.....

Selasa, 01 April 2014

Klinik Sanitasi

Pelayanan Klinik sanitasi di Puskesmas Danasari dilaksanakan setiap hari senin dan rabu. Petugas Klinik Sanitasi yaitu Heti Murningsih, Amd. Pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi meliputi pasien-pasien yang berpenyakit berbasis lingkungan meliputi ISPA, Diare, Kecacingan, Penyakit Kulit, Penyakit Mata, dll.

Read more.....

Akreditasi Puskesmas

Puskesmas Danasari Dinas Kabupaten Tegal pada tahun 2013 mulai mempersiapkan dokumen-dokumen akreditasi. Sebelum mempersiapkan dokumen akreditasi, sebanyak 9 orang perwakilan dari puskesmas diberangkatkan untuk pelatihan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. 

Hampir berjalan 1 tahun persiapan akreditasi, Puskesmas Danasari sudah banyak mengalami kemajuan. Pelayanan ke masyarakat menjadi prioritas utama. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah di SOP-kan. 



Read more.....

Selasa, 25 Maret 2014

Waspada Penyakit Tuberculosis (TB) Mengancam Kita

Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberculosis (TB) sedunia. Hari TB Sedunia tahun 2014 mengangkat tema “Reach the three million, A TB test, treatment and cure for all”. Pesan utamanya adalah bahwa TB dapat disembuhkan, tetapi upaya untuk menemukan, mengobati dan menyembuhkan semua orang yang menderita penyakit ini tidaklah cukup. Sejarah mencatat bahwa tanggal 24 Maret 1882 adalah awal mula ditemukannya bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang merupakan basil penyebab penyakit TB. Kemudian setelah itu setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang epidemi global TB dan upaya untuk memberantas dan mengendalikan penyakit TB.


Indonesia termasuk penyumbang kasus TB terbesar di dunia, masuk peringkat 10 besar. Dengan jumlah penemuan kasus baru mencapai 690.000 per tahun dan kematian kurang lebih 91.000 per tahun. Di Kabupaten Tegal diperkirakan setiap tahunnya terdapat 1.500 kasus TB menular, dan dari data tahun 2011 tercatat kasus TB yang ditemukan dan diobati sebanyak 1.130 (75%). Dari data tersebut menunjukkan kasus TB  banyak terjadi di masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya yang serius dari pemerintah dari penemuan kasus, pengobatan sampai sembuh dan pemutusan rantai penularan TB.

Masyarakat pada umumnya lebih mengenal penyakit Tuberculosis dengan sebutan TBC, namun sekarang penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan TB (baca : tibi). Penyakit ini bersifat menular dan menyerang siapa saja baik pria, wanita, orang dewasa, anak-anak, masyarakat kaya maupun miskin. Hal ini disebabkan karena penularan TB dapat melalui udara yang tercemar oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dilepaskan/dikeluarkan oleh penderita TB saat bersin, batuk, meludah dan berbicara. Seseorang dapat terpapar TB meskipun mengirup sejumlah kecil kuman TB. Bakteri TB ini jika masuk ke dalam paru-paru dan terkumpul akan berkembang biak menjadi banyak terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah. Setelah itu bakteri ini akan menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itu, bakteri TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh manusia sperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening. Namun, organ paru-paru yang paling sering terinfeksi.

Seseorang yang terdiagnosa TB dengan status TB BTA (Basil Tahan Asam) positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahun. Untuk itu meskipun orang merasa sehat dapat berkemungkinan tertular dengan bakteri TB. Bakteri TB bersifat dormant (tidak aktif) selama bertahun-tahun di dalam tubuh manusia. Namun ketika system kekebalan tubuh seseorang tersebut menurun, maka kemungkinan untuk terjadinya TB lebih besar.

Penyakit TB dapat disembuhkan jika penderita minum obat secara tepat dan teratur. Namun yang sering terjadi banyak pasien TB yang putus obat atau berhenti di tengah jalan. Hal ini dikarenakan oleh berbagai hal antara lain : psien sudah merasa sembuh dan tidak merasakan gejala TB lagi, lamanya waktu pengobatan harus 6 bulan, ketidakpatuhan dalam meminum obat, dll. Jika penderita TB terputus pengobatannya maka yang terjadi kuman TB di dalam tubuh semakin kebal terhadap obat yang digunakan.

Untuk itu bagi masyarakat yang sakit TB perlu melakukan upaya berikut :1) minumlah obat secara teratur sesuai anjuran petugas kesehatan, 2) lakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan jika obat habis, 3) libatkan anggota keluarga dalam menyiapkan dan mengawasi minum obat, 4) makanlah makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, 5) hindarilah perilaku batuk dan meludah sembarangan, 6) jika sedang berkomunikasi dengan orang lain usahakan menutup mulut dan hidung dengan sapu tangan atau tissue.

Sedangkan bagi masyarakat yang sehat agar terhindar dari penyakit TB maka perlu melakukan upaya beriktu ini : 1) segera periksa ke puskesmas terdekat jika ada gejala batuk lebih dari 3 minggu tidak sembuh-sembuh, 2) hindari orang yang batuk di sekitar kita dengan menutup mulut dan hidung, 3) jaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur, 4) jaga kesehatan lingkungan, dan 5) berikan imunisasi lengkap kepada balita sesuai dengan umurnya. Salah satu imunisasi yang diberikan adalah BCG untuk mencegah penyakit TB.
   

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pusk. Danasari

Read more.....

Senin, 10 Februari 2014

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang kesehatan, ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.


Titik penting pada pengembangan kesehatan, oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut Health Promoting Schools atau Promosi Kesehatan Sekolah sehingga peserta didik mampu memiliki kesehatan untuk hidup, belajar, dan bekerja. Promosi Kesehatan Sekolah dilakukan melalui UKS. Sedangkan UKS sendiri mempunyai tujuan mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. PHBS terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah dasar atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan UKS.

Sasaran pembinaan PHBS di Sekolah yaitu siswa, warga sekolah yakni Kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa serta masyarakat lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin, satpam dan lain-lain.

Manfaat pembinaan PHBS di sekolah antara lain : terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi  dari  berbagai gangguan dan ancaman penyakit, meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan, menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Sosialisasi Penerapan PHBS di Sekolah meliputi : 1) sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain : penggunaan jamban sehat dan air bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larangan merokok di sekolah dan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, dan membuang sampah di tempatnya, 2) sosialisasi tugas dan penanggungjawab PHBS di sekolah.

Penerapan PHBS di sekolah meliputi : menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai kurikulum yang berlaku, menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa, seperti:  kerja bakti dan lomba kebersihan kelas, aktivitas kader kesehatan sekolah/dokter kecil, pemeliharaan jamban sekolah, pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah, demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar, pembudayaan olah raga yang teratur dan terukur, pemeriksaan rutin kebersihan kuku-rambut-telinga-gigi dan sebagainya, bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling, kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru dan orang tua antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan, dan media poster, penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding.

Kegiatan PHBS di sekolah meliputi : menggunakan air bersih, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat, melakukan olahraga secara teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan minimal 6 bulan sekali, kebiasaan memotong dan membersihkan kuku, menggosok gigi minimal 2 kali sehari, memakai sepatu, pemanfaatan ruang UKS di sekolah, terdapat dokter kecil/kader kesehatan remaja, serta adanya Dana sehat untuk kegiatan UKS di  sekolah.

Peserta didik tidak hanya berorientasi pada head (pengetahuan), heart (sikap/nilai) dan hand (ketrampilan). Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health). Dalam hal ini sekolah memiliki peran yang penting untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari


Read more.....