"Selamat Datang di Website Resmi Puskesmas Danasari"..."Ayo Stop Buang Air Besar Sembarangan"..."Periksakan Kehamilan Ibu secara Rutin minimal 4 kali selama kehamilan"

Senin, 10 Februari 2014

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang kesehatan, ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.


Titik penting pada pengembangan kesehatan, oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut Health Promoting Schools atau Promosi Kesehatan Sekolah sehingga peserta didik mampu memiliki kesehatan untuk hidup, belajar, dan bekerja. Promosi Kesehatan Sekolah dilakukan melalui UKS. Sedangkan UKS sendiri mempunyai tujuan mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. PHBS terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah dasar atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan UKS.

Sasaran pembinaan PHBS di Sekolah yaitu siswa, warga sekolah yakni Kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa serta masyarakat lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin, satpam dan lain-lain.

Manfaat pembinaan PHBS di sekolah antara lain : terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi  dari  berbagai gangguan dan ancaman penyakit, meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan, menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Sosialisasi Penerapan PHBS di Sekolah meliputi : 1) sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain : penggunaan jamban sehat dan air bersih, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larangan merokok di sekolah dan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, dan membuang sampah di tempatnya, 2) sosialisasi tugas dan penanggungjawab PHBS di sekolah.

Penerapan PHBS di sekolah meliputi : menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai kurikulum yang berlaku, menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa, seperti:  kerja bakti dan lomba kebersihan kelas, aktivitas kader kesehatan sekolah/dokter kecil, pemeliharaan jamban sekolah, pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah, demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar, pembudayaan olah raga yang teratur dan terukur, pemeriksaan rutin kebersihan kuku-rambut-telinga-gigi dan sebagainya, bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling, kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru dan orang tua antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan, dan media poster, penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding.

Kegiatan PHBS di sekolah meliputi : menggunakan air bersih, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat, melakukan olahraga secara teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan minimal 6 bulan sekali, kebiasaan memotong dan membersihkan kuku, menggosok gigi minimal 2 kali sehari, memakai sepatu, pemanfaatan ruang UKS di sekolah, terdapat dokter kecil/kader kesehatan remaja, serta adanya Dana sehat untuk kegiatan UKS di  sekolah.

Peserta didik tidak hanya berorientasi pada head (pengetahuan), heart (sikap/nilai) dan hand (ketrampilan). Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health). Dalam hal ini sekolah memiliki peran yang penting untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari


Read more.....