Muslikha
adalah sebuah nama kader STBM yang berhasil menjadi Natural Leader. Penghargaan
tersebut diraih tentunya karena perjuangan dan kegigihan. Wanita yang sederhana
dan sangat gigih mempromotori STBM(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di desa
Sangkanayu ini lahir di kota Tegal Jawa Tengah, pada tanggal 23 Agustus
1970 di desa Sangkanayu Kec. Bojong dimana sopan santun dan kekerabatan antar
warga terjalin erat.
Keberhasilan
tersebut tentunya tidak terlepas dari peran suami ibu Muslikha yaitu Bapak
Kholidin yang begitu setia mendampinginya, teman -teman seperjuangan sebagai
kader kesehatan seperti ibu Khofiyatun, ibu Hj. Yustiani dan ibu Parmi, Bapak
Suharto sebagai Kepala desa Sangkanayu dan didukung oleh masyarakat desa
Sangkanayu. Walaupun ibu Muslikha disibukkan dengan kegiatan-kegiatan STBM di
masyarakat tetapi beliau tidak lupa dengan buah hatinya yaitu Zainal Mutaqin
yang sekarang sudah berumahtangga dan memiliki seorang anak, Fazar Khusyairi di
SMK Falah Moga kelas XII, Fadilah Ma’rifatul Ambia dan Akmal Nuzulu Ramadan
mereka masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 dan 3 SD N Sangkanayu.
Kegiatan tiap harinya ibu Muslikha membantu suaminya di sawah. Sejak tahun 1987
kegiatan tiap harinya berubah tambah sibuk dengan menjadinya kader kesehatan
dan pengurus PKK. Keaktifannya menjadi kader kesehatan dan kedekatanya dengan
ibu bidan Puskesmas Danasari akhirnya dipercaya masyarakat untuk menjadi dukun
bayi tahun 2010, tahun 2009 ikut menangani kegiatan PNPM sampai sekarang
menjadi KPMD.
Desa
Sangkanayu pada tahun 1994-1995 mendapatkan air bersih dari program PABPL-MPR(
Pengelolaan Air Bersih Penyehatan Lingkungan- Masyarakat Penghasilan Rendah),
pada tahun tersebut jumlah penduduk 962 jiwa jumlah rumah RT 01 adalah 70
rumah, RT 02 adalah 60 rumah, RT 03 adalah 49 rumah, yang mempunyai
jamban seluruh desa 10 KK dan yang belum mempunyai 150 KK dari program
PABPL-MPR mendapatkan stimulan berupa MCK umum di 4 tempat . Ibu Muslikha
terlibat dalam penggerakan masyarakat untuk membangun jamban dan merubah
perilaku yang awalnya BAB di sungai dan dikebun menjadi BAB di jamban.
Masyarakat yang membangun jamban pada tahun 1994 setelah mendapatkan penyuluhan
dari ibu Muslikha adalah 60 KK.
Pada tahun
2009 desa Sangkanayu mendapatkan Program PAMSIMAS I kondisi sanitasi desanya
adalah jumlah KK ada 301 KK, jumlah rumah ada 246 rumah , jumlah jiwa ada 1515
jiwa, penduduk yang mempunyai jamban keluarga sehat ada 134 sarana dan jamban
keluarga tidak sehat ada 112 sarana. Setelah dilakukan pemicuan pertama pada
tanggal 17 Juli 2009 di dukuh Karang Plak yang datang ada 30 orang yang terpicu
ada 9 orang, pemicuan pada tanggal 22 November 2009 di dukuh Waru dihadiri oleh
42 orang yang terpicu ada 10 orang, pemicuan tanggal 27 November 2009 di dukuh
Meong dihadiri oleh 33 orang yang terpicu ada 4 orang, pemicuan tanggal 11
desember 2009 di dukuh Waru dihadiri 30 orang yang terpicu ada 4 orang. Dari
pemicuan-pemicuan tersebut yang merealisasikannya ada 5 orang yang tadinya
jamban keluarganya cemplung menjadi jamban leher angsa.
Alumni SMP
PGRI Bojong ini rupanya cukup menikmati kegiatan-kegiatan yang
dijalaninya Kepedulian dan kegigihannya membangun masyarakat untuk peduli
terhadap lingkungan yang sehat, sehingga desa Sangkanayu mendapat predikat
sebagai desa bebas Buang Air Besar Sembarangan/ ODF pada tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar