Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Pada wanita, penyakit degeneratif ini tercatat membunuh satu dari empat wanita. Artinya, penyakit jantung tiga kali lebih mematikan daripada kanker payudara. Walaupun termasuk ke dalam penyakit degeneratif, penyakit ini juga berisiko timbul pada usia yang relatif muda. Oleh karena itu, jangan pernah anggap sepele penyakit ini. Kenali beberapa penyebab utama dari permasalahan jantung untuk mengetahui bagaimana cara mencegahnya.
Penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler) adalah penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan pembuluh-pembuluh darah. Dalam manajemen maupun pembahasan istilah kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah) sulit dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Prioritas nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah : Hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.
Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (FR-PJPD)
Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi riwayat penyakit keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dikontrol, seperti : hipertensi, merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (metabolism lemak yang abnormal), obesitas umum dan obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan stress.
Deteksi dini penyakit jantung dan pembuluh darah
Deteksi dini bertujuan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sedini mungkin, terselenggaranya penanganan dan kontrol faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sesegera mungkin, menurunnya prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jenis Kegiatan deteksi dini FR-PJPD
Deteksi dini FR-PJPD meliputi deteksi dini aktif dan deteksi dini pasif. Deteksi dini aktif dilaksanakan di kelompok masyarakat khusus seperti pegawai negeri, karyawan swasta, pekerja pabrik, peserta pertemuan, seminar, workshop dll. Dilaksanakan diluar fasilitas kesehatan, puskesmas, klinik swasta dll. Sedangkan deteksi dini pasif, seperti menunggu kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan, puskesmas atau klinik swasta (bila memungkinkan dapat juga dilakukan di poliklinik/pos kesehatan UPT, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota).
Kegiatan deteksi dini
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini PJPD yaitu dengan pemeriksaan (wawancara dan pengukuran), lakukan wawancara dan pengukuran Bebat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Perut (LB) dan Tekanan darah (TD) pada pengunjung usia ≥18 tahun, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan lipid darah dan gula darah pada 100 pengunjung dengan skor faktor risiko tinggi dari seluruh pengunjung yang diwawancarai diukur dalam setahun.
Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar